Laiknya pada umumnya orang memperingati hari di mana dia dilahirkan, tentunya tidak luput dari saya yang juga melewati proses kelahiran untuk melewati usia dalam bilangan angka. Sebelum-sebelumnya peringatan hari kelahiran atau populer disebut sebagai "ulang tahun" dalam keluarga tidak termasuk hari spesial. Hanya ada 2 momen spesial: idul adha dan idul fitri :D
Begitulah, karena ini tradisi sehingga tidak menjadi suatu hal yang spesial pun pada saya. Sampai suatu ketika di satu juli dua ribu lima saya mengangkat gagang telpon yang sebelumnya berbunyi, di seberang sana terdengar suara yang inti pesannya mendoakan kebaikan atas hari lahir yang bertepatan dengan waktu itu, saya ditelpon ibu. Ini menjadi spesial karena sepanjang saya bernafas, tidak sekalipun ada ucapan itu. Malah ucapan itu disampaikan ketika saya jauh darinya. Tahukah? Setelah saya mengetahui dalam Islam posisi tingginya seorang Ibu dalam kemuliaan. Saya mencoba berbakti sejak januari, memperbaiki hubungan yang sangat renggang, menurunkan egoku yang selalu meninggi, dan mencoba berusaha menjadi laiknya seorang anak yang fitrahnya dekat kepada sang Ibu. Ada haru saya duga dalam perubahan sikapku, sehingga rasa sayang yang selama ini dipendamnya akhirnya tidak bisa dia sembunyikan lagi. Ah, begitulah seorang ibu di mataku. Selalu tegar, meskipun rapuh sekali dia sejak bapak tiada.
Lebih besar dari sekedar rasa senang akan diingatnya waktu lahirku oleh ibuku sayang, saya menyadari bahwa waktu yang terus bergulir hanya akan membuatku semakin dekat pada batas keberadaanku di dunia ini. Saya tahu bahwa semua kita punya batas untuk menikmati kehidupan dunia ini untuk berikutnya menjadi pintu menuju kehidupan berikutnya. Jika pernah ditakdirkan untuk lahir di dunia ini, tentunya akan ditakdirkan pula untuk berakhir di dunia ini dengan kematian. Oleh karena itu, satu juli selalu berarti untukku. Mengartikan bahwa batas berbuat dan melakukan sesuatu yang ingin dilakukan sudah tidak akan sesenggang sebelumnya.
Banyak capaian hidup yang telah dicapai dengan evaluasi hasilnya masing-masing, tentunya masih lebih banyak capaian yang belum tercapai sehingga menjadi suatu harapan untuk dapat mencapainya di waktu-waktu sisa yang entah masih berapa lama lagi. Rasa senang dan sedih pastinya selalu meliputi dinamika kehidupan kita, namun rasa syukur atas segala rasa sering luput diekspresikan kepadaNya Sang Pemilik Hidup.
Satu juli kali ini masih dalam kesendirian dalam 10 tahun terakhir ini. Satu juli kali ini, Allah takdirkan berada di dalam bulan mulia, Ramadhan. Satu juli kali ini saya lewati untuk menunggu waktu sidang kelulusanku pada jenjang strata satu. Satu juli kali ini kubuka dengan tilawahku dalam target-target ramadhanku. Satu juli kali ini kuberada dalam suatu proses pendewasaan yang bisa kurasakan berbeda dari yang waktu-waktu sebelumnya.
Usia yang ke-25 dalam satu juli ku kali ini, membuatku banyak merenung. Betapa beruntungnya saya lahir dalam keluargaku dan menjadi seorang yang memiliki identitasku seperti ini. Tidak banyak hal yang bisa dibanggakan dengan keberadaanku selama 25 tahun ini, namun setidaknya saya mengetahui langkah apa yang saya ambil dan bagaimana melanjutkan sisanya. Meskipun untuk meraih apa yang ada saat ini tentunya tidak hanya dengan cara yang baik, sering bahkan saya terjebak dengan cara-cara hidup buruk yang penuh dengan kelalaian.
Kulihat tayangan di media elektronik beberapa waktu terakhir ini, saya lihat bagaimana pesta demokrasi di Indonesia marak dengan segala pernak-perniknya. Saya lihat bagaimana para balita dan anak-anak di suatu stasiun TV melafalkan ayat suci dengan lantang dan berani dengan keluguannya masing-masing. Saya lihat bagaimana kabar saudara-saudara saya di Malaysia, di Mesir, di Amerika, di Suriah, di Palestina, di Thailand, di Afrika Tengah, di Wamena, dan tentunya di sekitar Jabodetabek tempatku saat ini. Banyak kekacauan, banyak saling tuding, meskipun kita tidak boleh lupa bahwa masih banyak keindahan di bumi Allah ini dan sayangnya ini yang banyak membuat orang terlena,,,
Haha, merasa ngalor ngidul ngetiknya...
Kupinta di saat sebagian besar orang terlelap dengan selimutnya di malam ini, semoga Allah segera memperlihatkan kuasaNya pada orang-orang sombong nan angkuh. Semoga Allah selalu meneguhkan saudara-saudaraku yang terzalimi dan tetap tegar memegang Islam sebagai prinsip dan gaya hidupnya. Semoga Allah segera memberi kesadaran dan jalan hidayah kepada saudara-saudaraku yang terlena karena nikmat dunia fana yang meliputinya saat ini. Semoga Allah amanahkan pemimpin yang adil dan cinta rakyat serta bekerja dengan optimal atas segala potensi diri yang Dia anugerahkan pada bumi Indonesia tercinta ini. Semoga saya bisa menjadi salah satu bagian dari kebaikan yang banyak tersedia, semoga ini dapat membuat Allah berkenan untuk menatapku dan membiarkanku menyibak tabir di pertemuan yang Dia janjikan kelak. Semoga kesempatan satu juli kali ini membuatku lebih terpacu untuk membuat semua langkah saya ambil betul dengan kulitas terbaik agar laik menjadi hambaNya.
Di keheningan malam satu juli ini, banyak harapan yang sulit saya ketik, yang sulit saya gambarkan dalam kata, hanya dapat menyempurnakannya dengan sebanyak-banyaknya hamdalah dan istighfar. Semoga Dia berkenan...
Depok, 1 Juli 2014
1.34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar