Jumat, 25 Mei 2012

Kesuksesan = eksistensi diri???

Kesuksesan = eksistensi diri???

Kesuksesan bisa diinterpretasikan berbeda dari setiap orang

Bukan suatu masalah mengapa saya tidak sehebat dia, tidak sepintar dia, sebakat dia, sekeren dia dengan sederet prestasi yag dia dapat, dan lain sebagainya. Pernah baca atau ingat g? Ada hasil penelitian yang menyatakan bahwa manusia di awal kelahirannya memiliki potensi dan kemampuan yang sama. Jadi ingat sesuatu? Berarti hidup kita tidak jauh dari yang namanya “perlombaan”. 

Namun, ada satu sisi yang buat kita kenapa bisa seperti yang ada saat ini. Semua orang bisa sukses, sukses, dan sukses. Hanya kita saja yang mungkin memaknai berbeda kata sukses ini ☺. Tentunya kita sudah pernah merasakan sukses, sebab sejatinya sukses adalah sesuatu yang kita cita-citakan. Dulu ketika kita SD kita mencita-citakan untuk masuk SMP, begitu seterusnya hingga saat ini kia berada di bangku kuliah. Bukan tidak mungkin, kita dulu mencitakan untuk ikut bergabung dalam organisasi mahasiswa yang ada di kampus, dan sekarang kita berada bersama di sini. Apakah itu menjadi pencapaian sukses???

Namun, kadang kita kurang menghidupkan diri kita dan menetapkan diri kita untuk benar-benar berada dalam kesuksesan itu sendiri. Sehingga, tidak jarang kita berada dalam ketidakpuasan bahkan kekecewaan. Yah, itu satu sifat kita yang “tidak pernah merasa puas/cukup” dari satu pencapaian. Burukkah?? Tentu jawabnya TIDAK juga. Karena itu satu amunisi kita untuk eksis menjadi seorang manusia.

Kadang kala kita lupa bahwa keberadaan kita dengan segala potensi tersebut wajib dijadikan satu performa optimal dan terbaik di segala lini lingkungan kita saat ini. Baik sebagai mahasiswa, sebagai aktivis organisasi, bagian dari kelompok belajar, komunitas, dan tentunya kita sebagai seorang anak. Bukan hanya sekedar eksis, namun ada tanggung jawab moral di sana. Sehingga, ketika kita sudah tidak berada bersama apa yang kita peroleh saat ini bukan kekecewaan yang dirasakan, melainkan kepuasan karena kita dengan bangga bisa bilang: “gue pernah …. dan gue puas karena gue udah begini dan begitu…”. Sebab di sana ada satu ikrar tak tertulis dengan relasi kita, yang pastinya menunggu kerja nyata kita.

Jadi, sibukkah kita??? Yah, semua merasakan hal yang sama. Bahkan merasa lebih sibuk dari yang lainnya. Sehingga kecerdasan kita dalam mengelola waktu menjadi syarat utama dalam eksis terhadap kesuksesan tersebut. Orang sukses itu sangat menghargai waktunya, karena waktu yang digunakan setiap detik, menit, jam dan harinya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga hidupnya selalu oke. Sedangkan orang yang belum sukses adalah orang yang melalaikan setiap waktunya tanpa melihat potensi dan kesempatan yang dimilikinya. Banyak nikmat yang tidak disyukuri dan banyak kesempatan yang terlewatkan sehingga mereka tidak mendapat apa-apa dari waktu yang dimilikinya. 

Masih ada waktu untuk improve. Untuk itu mari bersama-sama belajar memenej waktu dengan oke agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Karena penyesalan selalu datang di akhir. Lakukan setiap resolusi yang kita buat dengan maksimal mungkin untuk menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat untuk orang lain. Setuju???

#Yuk mari bersama menuju kesuksesan ☺

Minggu, 25 Maret 2012

Kangen

Setelah berbulan-bulan tidak membuka akun fb di computer, akhirnya hari ini bisa dibuka. Iseng-iseng buka akun sahabat-sahabat yang dulunya pernah akrab, baik SD, SMP, ataupun SMA. Suasana menjadi rindu, mengharu biru, bahkan membuat beberapa kali tersenyum. Tampkanya album foto sudah bertransformasi menjadi galeri foto J. Namun, tentunya tidak bisa menggantikan seberapa detail kejadian lampau itu terjadi, bahkan foto yang ada sekarang pun hanya merepresentasikan diri dan aktivitas saat ini.
Ada yang membuat hati geli. Entah apa yang harus saya ungkapkan lewat bahasa tulisan ini. Melalui serangkaian informasi gambar yang bisa diakses semua orang, kapan saja, di mana saja, bahkan kepada mereka yang sama sekali tidak saling mengenal. Ya, itulah zaman teknologi tercanggih saat ini. Bahkan semua orang bisa menginformasikan kegiatannya saat ini hanya dengan sebuah benda teknologi yang digenggam di tangan. Dari hal yang penting untuk diketahui hingga hal yang remeh atas keadaan pribadi.
Jauh dari itu, aktivitas membuka galeri foto sahabat-sahabat saya ini menjadi satu aktivitas pelepas rindu. Sulit mungkin untuk mengungkapkannya, namun hanya dengan melihat keadaan mereka saat ini hati ini sedikit menjadi lega. Memang tidak semua sebaik apa yang saya pikirkan, namun selalu diiringi doa buat mereka ketika melihat potret keadaan mereka saat ini. Semoga kalian istiqomah dengan keadaan baik kalian saat ini kawan, semoga kalian tidak berubah seiring dengan tergerusnya arus zaman yang semakin tidak jelas saat ini, semoga kalian dapat tetap melihat dengan mata hati sehingga dapat membedakan yang haq dan yang batil.
Memori itu masih lekat menggelayut di ingatanku. Betapa dulu kita sering berbagi. Berbagi kebahagiaan, berbagi makanan, berbagi kesedihan, bahkan berbagi pemikiran. Untuk dapat menyamakan frekuensi, untuk dapat menyamakan pemahaman. Terkait pelajaran di sekolah, amal, akhlak, bahkan dakwah.
Semoga kau, sahabatku menjadi dirimu sebenar-benar hamba yang tidak lupa akan indah kasihNya. Yang sampai detik ini masih terus merasakan nikmat hidup, nikmat kesempatan, nikmat-nikmat yang lain. Dan, semoga nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat ukhuwah masih terus terpatri di hati-hati kita.
Di sore hari yang cerah, dengan kerinduan segunung. Buatmu wahai sahabat-sahabatku yang selalu dengan rela hati walau kaki berat melangkah ke Masjid 45 di teriknya matahari siang dan setumpuk laporan & laporan menanti.