Di saat semua hal berlalu dalam kehidupan ini, ada yang selalu datang dan sudah tentu ada yang akan pergi. Ibarat badan sungai, akan terus mengalir dan indah jika siklus alirannya berjalan dengan normal. Ya kalau tidak normal, berarti mengalami kekeringan atau meluap dari segi volumenya :)
Seperti kehidupan ini, awalnya tidak ada menjadi ada dan kemudian berakhir dengan ketiadaan. Bedanya, membekas atau tidaknya keberadaan tersebut bersama yang membersamainya. Pun membekas, buruk atau baik kah ia.
Menyelami kehidupan dengan hitungan usia saat ini, tidak serta merta membuat kedewasaan itu muncul begitu saja. Banyak hal yang harus dicerna agar segala kejadian menjadi berarti dengan maknanya masing-masing. Banyak ketakutan yang berubah menjadi keberanian saat ini, banyak ketidaksukaan yang berubah menjadi kegemaran saat ini, banyak sahabat yang dulunya teman biasa saja, banyak hal dalam kehidupan ini yang bisa berubah secara drastis atau bertahap. Ada peran waktu di sana.
Maka, jika menyukai jangan terlalu karena boleh jadi berakhir benci, dan jika membenci jangan terlalu karena boleh jadi menjadi sesuatu yang disukai pada akhirnya.
Hmm,
Kehidupan adalah siklus waktu yang sudah ditetapkan jauh sebelum keberadaan kita. Dan pasti, dulunya dia tak ada dan sekarang menjadi ada, dan pastinya kelak akan tiada. Meski, tak pernah terpikir seperti apa tanpa waktu. Sampai saat ini segala aktivitas merujuk pada waktu, namun kata "selamanya" menjadi satu kata yang seperti tidak mungkin.
Dengan segala dinamika ini, menjadi satu keniscayaan apa yang dimiliki, dicintai, diusahakan, adalah hal yang dulunya tidak ada, menjadi ada, dan akan berakhir dengan ketiadaannya. Yang bisa dibangun adalah kesan seperti apa yang ingin dikenang dalam rangka mengeksiskan keberadaan di ketiadaan berikutnya. Berantung bagaimana niat saat ini, eksis bisa menjadi multitafsir. Ingin bermanfaat, ingin menjadi pahlawan, ingin dikenang, atau hanya sekedar ingin dijadikan simbol -tidak ubahnya sekedar menjadi nama jalan-, atau bentuk keeksisan lainnya.
Bagaimanakah dengan kita?
Tentu segala sesuatunya yang dilewati itu akan dimintai pertanggungjawabannya. Ibarat play record, fungsi waktu saat ini terasa akan menjadi waktu yang tidak sebanding nantinya. Begitu cepat, hanya seperti senda gurau belaka, bangun di pagi hari dan berakhir di siang, begitu kataNya. Jika demikian, sebagai orang yang percaya hari pembalasan apa yang perlu kita lakukan di waktu real dengan kehidupan saat ini?
Tentu kita semua punya passion, keinginan, kegemaran, dan segala hal yang memuaskan diri kita. Namun ada batasan menjadi seorang pemimpin di dunia ini, sehingga apapun yang dilakukan hendaknya mengikuti apa yang dikehendakiNya. Sebab, bersamaNya jauh lebih menyenangkan dan menenangkan. Sehingga maksud dari kata "selamanya"menjadi harapan untuk hal - hal yang dilahirkan untuk mencari perhatianNya, istiqomah.
Dan jika lelah, bukan menjadi dinding batas usaha menuju selamanya. Namun hanya sekedar siklus kehidupan yang menjadi salah satu penghias kehidupan, semua merasakan, semua melewati, dan yang perlu dipastikan itu hanya menjadi bahan penyemangat kita untuk lebih besar semangatnya untuk mencapai tingkatan selamanya. Meskipun selamanya, melewati batas waktu jatah kita dalam kehidupan ini.
Maka bersyukur dan bersabar menjadi penghias pembentuk senyum di wajah dan hati, karena di sanalah bukti cinta. Maka ketiadaan di awal menjadi harapan, keberadaan menjadi kesyukuran dan usaha untuk memberi yang terbaik kepada yang dimiliki, dan ketiadaan berikutnya menjadi bentuk kesabaran dan kesyukuran yang lebih berlimpah karena diberi kesempatan untuk merasakan keberadaannya. Apapun itu, hanya yang berusaha yang dapat menikmatinya.