Siang menjelang sore yang mendung hari ini seakan ingin merobohkan bendungan kerinduan yang lama telah ditahan. Hampir 10 bulan saya tidak bertemu dengan beliau. Pertemuan yang sangat singkat, tidak lebih dari 40 menit. Padahal setiap bertemu dengan beliau tiap pekan selama tiga tahun terakhir sebelum 10 bulan yang lalu, kurang lebih selalu menghabiskan waktu yang tidak kurang dari setengah hari.
Nasihat - nasihat yang selalu renyah dan tepat sasaran di hati, ah ciri khas beliau, dan begitupun yang saya rasakan di waktu singkat siang menjelang sore kali ini. Entah bagaimana, kabar itu begitu cepat. Secepat beliau mengetahui keadaanku sekarang. Tak bisa mengelak, hanya bisa tersenyum kaku. Sebegitu perhatiannya beliau kepada saya. Bukan perihal 'GR', tapi ini ciri khas beliau dalam menuntunku selama ini. Ingin rasanya kupeluk dengan takzim, namun tak mungkin di tempat yang belum bisa menjelaskan apa hubungan kami saat ini.
Kata demi kata membentuk kalimat, keluar lancar dari lisan beliau. Wallahi, semuanya benar, semuanya berisi nasihat, pengingatan, dan sesekali peringatan, yang tidak lebih dari 40 menit.
Sembari meresapi apa yang beliau ucapkan, lagi - lagi saya kembali merefleksikan diri. Sungguh, tidak ada satupun hal yang membuatku menyesal ataupun berencana untuk menyesal nantinya. Namun, Allah Sang Pembolak-balik hati, selalu punya hak penuh atas penetapan takdir. Sehingga lembut dalam hati saya mohon kepada Nya semoga tiada penyesalan atas kebaikan yang coba saya emban saat ini.
Saya sadari, ada yang salah dengan sikap saya. Ada yang keliru dengan toleransi yang saya terapkan beberapa bulan terakhir ini. "Bukan kasihan, ketika saya meng-handle kerjaan yang lain sementara dia belum berusaha maksimal mengerjakannya. Seharusnya toleransi dan bantuan hanya patut diberi kepada yang telah berusaha maksimal namun tetap belum bisa menyelesaikan. Bukankah dalam beramal jama'i sekalipun, batas kerja kita jelas? Jadi, biarkan kita profesional mengerjakannya masing - masing di ranah kerja kita, untuk satu tujuan bersama". Kira - kira, seperti itu pesan singkat yang saya dapat.
Saya selalu memohon dan meminta dari hati yang paling dalam di manapun keberadaanku, inginku untuk menjadi agen penyebar kebaikan, terlepas dari sekian banyak kekurangan yang melekat pada diri saya. Saya selalu meminta untuk terus berada di sekeliling orang - orang baik, agar terus mengingatkan saya dalam kebaikan.
Sembari, mengingat saya yang dulu. Ketegasan yang saya miliki, walau kadang dianggap tidak biasa oleh kebanyakan orang, menjadi tuntutan saat ini. Ah, sore indah berpelangi selepas hujan yang menghantarkan kebaikan yang Dia tetapkan. Semoga ada secercah keberkahan itu untukku Di sore ini. Dan terus tidak lupa memanjatkan doa setelah ashar di hari ini, semoga Allah selalu berkenan memasukkan saya dalam daftar panjang orang - orang yang mengharap keridhaanNya, yang tiada letih berusaha meskipun dunia ini selalu menyilaukan dan kadang membuat tersandung, inginku tegar bersamaNya.
Semoga kebaikan dan keistiqomahan pun selalu berada dalam setiap langkah beliau